Rabu, Oktober 07, 2009

KENANGAN PUTIH ABU


Pagi yang hangat, udara segar berhembus dari pegunungan Ciremai membawa embun pagi, tanpa henti, tanpa mengenal lelah berjalan melewati setiap kehidupan di muka bumi cilimus, harum bunga edelweis yang turun dari puncak gunung dibawa angin terasa menyegarkan, matahari pagi sinarnya menerobos embun-embun jatuh mengenai dedaunan, bunga plamboyan merah merekah menutupi seluruh bagian pohon yang rindang didepan kelas SMA Necis, para siswa sudah berjemur di teras kelas sedari pagi sambil menanti jam masuk sekolah, bila menghadap ketimur pandangan mata dimanjakan oleh indahnya hamparan kebun ubi jalar yang tertata rapih seluas mata memandang,butiran-butiran air hujan sisa tadi malam yang disinari matahati berkilau-kilau diatas daun ubi jalar, bagaikan hamparan mutiara yang menutupi setiap inci dedaunan. Lorong halaman kelas yang terbentang dari timur ke barat lalu berujung di musola,siswa-siswi putih-abu berkerumun-kerumun disetiap tiang penyangga atap halaman, suara-suara gurauan remaja polos tanpa beban kehidupan terdengar indah nan mengesankan, canda-tawa, senda-gurau melengkapi indahnya siraman sinar matahari pagi, tak tercuali konstruksi gigi, semua ditebar dipagi ini, bibir direntang lebar-lebar memberi kesempatan gigi keluar menengok sinar matahari pagi,ada yang putih bersih, ada yang putih kusam, kuning jagung, ada pula yang kehitam-hitaman. Ada yang tertata rapih berbaris, ada pula yang ditata sembarangan tak beraturan.
Bel masuk berbunyi :"teeettt...teeettt...teeettt".Duduk dibangku kelas pagi ini terasa gembira, melihat wajah teman sekelas satu persatu, tidak ada yang berubah masih tetap seperti yang kemarin, wajah-wajah ceria yang memancarkan air muka kepolosan terlihat siap menghadapi pengajaran dari guru killer sekalipun. berbagai perangai dari yang manja, jinak-jinak mangkrem, judas, tengik,jahil, dungu, hiperaktif, semua dipentaskan pagi itu.
Keseragaman yang diciptakan oleh penguasa Negeri ini yang berbahan dasar militer membuat orang asing sulit untuk membedakan kemampuan diantara kami. Pakaian sama putih-abu, atributenya juga sama, dilengan baju kanan gambar buku dan kapas, dan dilengan baju kiri nama sekolah, didada kanan nama spesies yang bersangkutan.Akankah bisa dibedakan dari yang satu dengan yang lainnya ??, sulit rasanya selain kehafalan guru-guru pengajar kami yang menggeluti kami setiap hari. Bagi guru yang tidak fasih menghapal kemampuan dan tabiat kami, beliau dapat saja menggunakan cara-cara lama yang dikutip dari filosof berkarat Aristoteles, guru besar filsafat ortodok berasal dari negeri orang berkulit pucat, bahwa: "nilai IPK siswa SMA Necis berbanding lurus dengan luas keliling lubang celana panjang bagian bawah", "sedangkan kemampuan siswi SMA Necis berbanding lurus dengan jumlah panjang pakaian bawahnya".(pembaca bebas mentafsirkan filosofinya Aristatoan di atas).
KAMI MEMANG SAMA
Dari pakaian yang dikenakan, dari keceriaan dalam kebersamaan, dari kebebasan hati yang tanpa tendensi, dari kenaifan yang tidak disadari, kami memang sama.Dari kepanikan menghadapi guru yang killer, dari ketenangan menghadapi guru BP (bimbingan Prestasi) yang lebay, tidak berbeda.Pluralisme berbagai latar belakang kehidupan keluarga bukanlah menjadi sekat bagi kami dalam bertabi'at, ada anak Jaksa Penuntut Umum yang Ayahnya ditakuti para penjahat di seantero bumi Kuningan, kami tidak memperlakukannya istimewa.Ada saudara guru kami yang apabila beliau berkehendak, bisa saja kami dibuatnya seperti ikan asin dengan sedikit polesan pormalin ditubuh kami, itupun tidak membuat kami jadi rikuh.Perkara kami tidak sama dalam kepandaian ??, itu perkara lain. Ini merupakan pembelaan, bukan hanya sekedar pembenaran.he..he..he.
MENGENANG
Setelah dihitung-hitung, usia saya sekarang sudah suntuk. Tapi mudah-mudahan jangan dikirakan pikun jika saya sulit mengingat-ingat rangkaian kejadian masa silam, masa remaja kita di SMA Necis. Waktu saya coba bayangkan masa itu, gambarnya putus-putus dan mengabur. Mungkin karena tidak cukup berbakat mengembalikan ingatan masa itu yang sangat jauh jaraknya dari hari ini. Oleh karena itu saya tunda keinginan untuk berpikir, lalu menyerahkannya pada keperkasaan sang waktu yang tidak mungin bisa saya lawan, dan membenamkan akal pada kewenangannya.
Sekedar iseng-iseng saja saya mencari kenangan yang masih segar di ingatan saya, namun tak banyak yang bisa saya ingat. tujuan dari penulisan ini, saya hanya sedang merindukan masa itu, masa dimana saya merangkul kebahagiaan yang sejati, kenangan masa itu adalah harta yang tidak ternilai bagi saya, dimana saya tidak bisa menambah, mengganti, atau memperbaiki kenangannya. Saya tidak punya kemampuan untuk kembali ke masa lalu seperti Doraemon, tokoh film kartun dari negeri kamboja merah yang mempunyai mesin pemutar waktu,dengan mesin itu bisa melemparkan manusia kembali kemasa lalu............................

0 komentar:

Posting Komentar

POSTING TERBARU

KOMENTAR TERBARU

  © Free Blogger Templates Blogger Theme by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP