Senin, Oktober 05, 2009

ANDY TEMAN SEKAMARKU

Sore yang cerah, sebelah berat terlihat dengan jelas Gunung Ciremai tegak berdiri dengan kokohnya seolah jadi pelindung bagi warga Kuningan, aku bermain gundu dengan tiga temanku di pekarangan rumah kosanku yang halamannya luas hampir seper tiga lapangan sepak bola.
Andy Rusgandy teman seranjang denganku, kami kost dirumahnya Nunu yang tidak jauh dari sekolah SMA Necis, hanya berjarak 400 meter saja dari kampus kami. Andi bersal dari Luragung, dia satu sekolahan denganku namun kami tidak satu jurusan, Andy jurusan sosial sedangkan aku jurusan fisika.
Andy temanku yang berparas tampan, kulitnya putih walaupun sesungguhnya tidak terlalu bersih, tetapi sepintas terlihat bersih karena tertutupi oleh bagusnya warna kulit yang putih dan tidak pucat, tubuhnya tinggi kira-kira 172 cm. Ia punya kebiasaan buruk yang tidak dimiliki banyak orang, kegemarannya ngupil tak bisa berhenti, tidak suka mandi dan kebiasaan susah bangun pagi. Temanku yang satu ini sangat menyukai tidur, bermalas-malasan dan ia sangat menjauhkan dirinya dari olah raga, kalau berangkat sekolah cukuplah membasuh muka dan membasahi sedikit rambutnya ,sehingga rambut yang dipinggir mukanya saja yang tampak basah, sedangkan rambut bagian tengahnya masih tetap kering dan mengambang bila disisir.

Di sekolah dia banyak dikerumuni wanita, dua, tiga, bahkan 4 wanita yang sedang berbincang dengannya tiap kali aku melihatnya disekolah, tentu saja demikian karena dia laki-laki yang paling tampan disekolah SMA Necis angkatan '88. Terkadang aku iri padanya, pikiranku berbicara : "mengapa Tuhan tidak menukar saja parasnya dengan parasku barang sebulan saja
dalam setahun, tentu aku dapat merasakan bagaimana rasanya dikelilingi banyak perempuan, namun aakhh.. pikiranku kotor, berangan-angan sesuatu yang mustahil, ibarat si pungguk merindukan bulan, itu tidak masuk akal, kecuali kalau ada astronot yang bernama "Mr. Pungguk
".
Walaupun dia diberi karunia Tuhan dari parasnya yang tampan namun sesungguhnya tidak setimpal dengan nasib cintanya, Yeni namanya perempuan yang memikat hati Andy, Yeni bersal dari Kasturi rumahnya disamping masjid desa, hanya berselang satu rumah sebelah barat masjid. Sering kali Andy mengantarkan Yeni sampai jalan raya tempat pemberhentian mobil angkutan, itulah sebabnya kami sering tidak pulang bersama-sama sampai di rumah kosan, sebab dia punya proyek tersendiri, sedangkan aku hanya berpikir tentang periuk nasi yang sering terdahului si Diding sodaranya Nunu.

Tentu saja Andy tidak bisa mengantarkan Yeni sampai kerumahnya, karena Ibunya Yeni tidak menyukai kedekatan mereka, yang belakangan aku tahu bahwa Yeni telah dijodohkan dengan polisi muda yang juga masih kerabatnya.
Pernah suatu hari Andy mengantarkan Yeni sepulang sekolah sampai ke depan rumahnya, kebetulan kami akan pulang kerumah masing-masing dihari sabtu, Andy ingin sekali mengantarkan Yeni sampai rumahnya dan duduk barang sebentar dikursi rumahnya, lalu meneguk barang segelas air teh sambil menyapa ramah ibu bapaknya, itu obsesi Andy barangkali. Tetapi kenyataan tidak berpihak padanya, dewi portuna sedang tidak bersahabat denganya, barusaja kami bertiga turun dari angkot 05 jurusan Cirendang - Ancaran yang berhenti tepat didepan pintu halaman rumahYeni, kulihat ibunya sudah berdiri di pintu besi halam rumahnya, aku segera menyapa "Buu !!". Sambil merengkuhkan kepala meniru unta yang sedang berjalan dan dipunggungnya diberikan beban, yang apabila berjalan kepalanya manggut-manggut. Ibunya tidak membalas sapaanku, dengan muka yang diseram-seramkan lalu bibir ditarik kebelakan dan pipinya sedikit digelembungkan menirukan macan ompong sedang berkumur-kumur. Lalu dia meraih tangan Yeni dituntunya agak kasar kedalam melewati pintu pagar besinya, lalu dikuncinya kembali pintu pagar rumahnya, sejenak kami termangu bagaikan ayam pedaging mendengar bunyi keras petasan Mang Udi, tenggorokan dan leher kami tak bisa digerakan, segera dalam hatiku mengucap "walaa.kadallaaahhh, mampus siah". Aku memandang Andy dan mengajaknya tersenyum, tujuanku memberikan dukungan moril agar ia tidak memikirkan kejadian ini, tetapi rupanya dia masih belum siuman juga.

Senin pagi adalah hari yang paling tidak aku sukai, upacara bendera dan berjemur itu tidaklah jadi beban buatku, bahkan rajia anak Osis juga tidak membuatku takut atau risih, tetapi kalau sudah dipanggil kedepan barisan upacara karena menunggak SPP ber bulan-balan ?,. Nah.. ini !, ini yang membuatku malas mengikuti upacara bendera, aku malu oleh Susi Ratnawati '87 dan Evi . '87. Seandainya saja keduanya tidak masuk sekolah setiap hari senin, mungkin bukanlah halangan bagiku walaupun dijemur sampai sore dan setiap hari senin sekalipun, aku malah lebih senang dijemur daripada masuk kelas, ini memang tidak masuk akal.
Semenjak Pak Uci Sanusi mengajar di SMA Necis memang jadi ada kebijakan disiplin ketat, Pak Uci yang obsesinya masuk AKMIL (Akademi Militer) tidak terkabul dan Beliau melimpahkan obsesinya pada murid-muridnya di SMA Necis.

Endang Rahmat sebagai komandan upacara berteriak patah-patah menirukan militer dengan suara menggelegar memberi aba-aba kepada peserta upacara "siiiaaaaaaaapppp ggrrrrraaak" , aku segera berdo'a agar pembina upacaranya Pa Ahmad Kosasih guru agama, dialah yang bisa menghibur jantungku agar tidak berdegup terlalu kencang.
Akhirnya selamat juga pagi ini aku dari kejaran SPP dan atributte seragam sekolah yang warnanya seperti bungkus kue wajik.

Jam pelajaran pertama adalah fisika. Pa Dadang menerangkan teori fisika menirukan Albert Einstein, begawan fisika dari negeri antah berantah, kali ini beliau sedang menerangkan teori atom E = m.c2 dipapan tulis, pa Dadang adalah guruku yang paling tak acuh dengan kenakalan siswa, baginya yang penting pintar dan bisa menyelesaikan soal-soal, Ia lebih menekankan hasil akademik daripada disiplin militer, yang belakangan aku tahu beliau adalah sarjana dari institusi keguruan jurusan ilmu pasti, bukan dari institusi keguruan jurusan AKMIL, atau STPDN jurusan Jatinangor. (pada akhir sekolah, penulis diberi nilai fisika 7 di STTB).
Pa Dadang adalah sosok Guru yang (cowok banget), tinggi badannya kira-kira 168 cm, parasnya seperti orang timur tengah, jambang dan kumisnya tertata rapih sedangkan janggutnya selalu dicukur bersih. Beliau guru yang kalem dan berwibawa dan aku senang pelajaran fisika karena gurunya tidak pobia padaku dan Ahmad Sanuri.

Pa Dadang bukan termasuk pemburu aku, seperi Pa Nana (Evan) guru olah raga yang memberi nilai 4 pada STTB ku, bisa dibayangkan, aku yang notabene pemain andalan tim sepak bola SMA Necis, pemain andalan bola voli bersama Tion dan Fuad, juga pemain cadangan basket yang tak pernah diajak bertanding, aku hapal betul ukuran lapangan sepak bola, berat bola sepak, bola voli. Hanya saja aku tidak hapal tinggi badan Pa Nana (Evan). Mungkin itu yang menjadi pertimbangan bapa ini memberi nilai aku 4 di STTB.

Westerling van manecis yang bertubuh pendek ini telah menghancurkan cita-citaku jadi guru olah raga, aku tidak mungkin diterima di IKIP Bandung. Bagaikan Suhu Macan Akar dari perguruan silat tradisional yang ditakuti, dengan sorot mata dan gerak-geriknya yang selalu mencari sosok aku dan siap menerkamku.
"Baajjjjingaaaaannnnn..." itulah teriakan yang ditujukan padaku, yang kerap kali aku dengar dari mulutnya, yang seketika bisa berubah jadi drakulla (jurig import) atau monster black meke meke keluaran negeri bonsay. Ia telah menyandang seluruh gelar-gelar yang seram dariku berhubungan dengan tatacara lama seperti kompeni dalam merenepkan disiplin.
Pa Nana sangat berbeda dengan Pa Rasim, Darwin sejati yang apabila mengucapkan "omnevivum ex ovo and omne ovum ex vivo" bibirnya dicibir-cibirkannya, beliau sangat antusias sekali jika menerangkan teori kromosom, dan paling sering mengulang-ngulang kata "zigotta" aku paham artinya dan aku suka itu.

Suatu hari dia mengeluhkan tentang perjalanan dari rumahnya kesekolah dengan mengendarai motor vespa tahun alip, yang kalau pulang sekolah meminta bantuan murid untuk menyakan motornya, karna sebelum 47 kali diselah maka belum bisa nyala. Didepan kelas dia menceritakan pronologinya :
"Waktu saya berangkat, dijalan saya diberhentikan polisi, lalu saya berhenti, eeehhh.. dia hanya bertanya sedikit sajah"
Polisi :"mana SIM ??"
"saya jawab ke sekolah, terus saya berangkat lagi".
Tentu saja kami tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya, dan pa Rasim pun ikut tertawa, padahal ia masih belum mengerti maksud dari tertawa kami. Wah..wah..wah Darwin kita ini sebenarnya pandai sekali namun usianya yang menjelang magrib sehingga mendekati pikun, atau memang beliau kualat dengan teori evolusi Darwin-nya yang mengatakan bahwa manusia mempunyai kekerabatan dengan kerabatnya.
Lagi-lagi Sanuri yang dapet pertanyaan teori kromosom, padahal Pa Rasim sebenarnya mencari aku, tapi aku mempunya taktik muslihat dengan menggunakan teori bayangan matahari dibalik tiang, aku selalu bergaser-geser mengikuti irama pergerakan mata guru yang di halangi pandangannya dengan tubuh teman yang dihadapanku.

Ahmad Sanuri sekarang sudah sukses, Ia menjadi guru matematika di sekolah asalnya SMA Necis. Sanuri adalah murid yang mendapat rangking dua setelah aku, kalau dilihat dengan menggunakan teori teleskofis, dimana sebuah benda dihitung terbalik dari subjeknya.
Sejak dulu Ia senang dengan pelajaran matematika karena Ia mengidolakan guru matematika, Bu Titin guru yang cantik, tidak terlalu tinggi namun bertubuh padat dan masih muda. Yang paling pandai di kelasku sebenarnya Toto Sugiarto yang menikah dengan teman sekelas kami, Ia meneruskan kuliah di Geologi ITB (Institute Teknologi Bandung) ia lebih memilih jurusan tukang gali sumur minyak ketimbang jadi guru. Tidak seperti Hendra yang waktu TK bercita-cita jadi Guru malah meneruskan kuliah di ITI (Institute Technologie Indonesia) Serpong, Teknokrat yang satu ini sekarang sudah sukses menjadi trainer dan dapat mengumpulkan uang 4 kresek dalam tempo 30 menit, ia waktu kecil sangat terinspirasi sekali oleh ayah temannya yang menjadi juragan martabak mini.

Malam ini aku bermimpi sangat seram, di dalam mimpi itu aku menceburkan diri dari atas kapal Titanic kedalam samudera lautan lepas. Seperti tokoh Ross kekasih Jack dalam film Titanic. ketika aku menyentuh air samudera itu aku terperanjat dan bangun, kaget yang teramat sangat, suara Andi dan Nunu juga terdengar jelas "aauuwww.." secara bersamaan, lalu disusul dengan suara bentakan dari arah pintu kamar, menggelegar bagaikan halilintar "Molor bae siiiaaa..", "solat subuuuhh... !!!".
Kulihat A Didi kakaknya Nunu sudah berdiri didepan pintu kamar menenteng ember besar. badanku terasa dingin, kulihat Andy dan Nunu basah kuyup, kulihat kasur penuh air, aku sadar bahwa kami baru saja disiram air oleh A Didi.
Kami selalu tidur bertiga seranjang, dan setiap malam kami tidur larut malam karena kami tidak bisa menghindari bermain kartu gapleh (domino). Kalau urusan sholat, keluarga Nunu tidak kenal kompromi, tidak ada alasan apapun untuk kami tidak menjalankan sholat, Aku dan andy boleh telat membayar uang kost atau bahkan tidak membayar sekalipun, itu tidak akan berpengaruh bagi mereka, tapi apabila telat urusan sholat, maka air satu ember besar akan jadi
milik kami.

Kami segera berbenah diri untuk sholat subuh berjamaah, yang jadi imamnya Bapak (Bapaknya Nunu), dirumah itu ada mushola kecil disamping rumah, disitulah kami selalu menjalankan sholat berjamaah. Bapa yang jadi imamnya, kami selalu kerepotan karena Bapak membacakan ayat-ayat yang sangat panjang-panjang, kadang-kadang bisa membaca separuh surat Yasin. Tentu saja kaki kami bergetar dan berubah-ubah posisi karna tidak ditopang oleh iman yang kuat dan keikhlasan mendirikan sholat. Tetapi aku masih mending dibangkan dengan Andy, yang kalau sholat jarang mengambil air wudlu dulu, dia selalu mengambil tempat paling belakang disamping jendela. Suatu hari aku ingin melihat gerak-geriknya sewaktu sholat, kumiringkanlah kepalaku sedikit kesamping dan kulirik dengan sudut mataku kearah Andy, ternyata... tubuhnya bersandar di kusen jendela dan kepalanya persis sejajar dengan lubang jendela, kakinya diangkat satu dan ditopangkan di bawah lutut bagian dalam, dia sering melirik kesamping dan meludah keluar jendela.

Firaun yang satu ini memang sungguh keterlaluan, Penyamun gula merah dari negeri Luragung ini sungguh tidak menyadari bahwa setelah ia meludah kesamping kanan itu telah mengenai muka malaikat Rokib, yang bersama malaikat Atid sedang membawa buku Cashflow amal baik dan buruk kita, akankah malaikat Rokib yang mempunyai dendam pribadi kepada Andy mau memaafkannya ? Aku tidak yakin !!.
Aku mengira di akhirat kelak Malaikat yang dua itu akan memberi kesaksian yang memberatkan padanya. Tapai sampai sekarang aku selalu berdo'a untukmu Dy ! semoga saja Malaikat itu tidak lagi ingat kejadiannya, dan kamu juga harus berdo'a Dy ! kamu harus lebih sering mendirikan shalat tahajud memohon ampunan kepada Alloh atas salah dan dosa yang telah pernah kita perbuat, baik yang terasa maupun yang tidak terasa, baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja,semoga Alloh mengampuni dosa-dosa kita Ammiiinnnn.......

Kisah ini diceritakan oleh penulis dengan ingatan yang terbata-bata, karena didalam cerita ini nama tokoh dan nama tempat tidak ada yang disamarkan, maka dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya apabila cerita ini menyinggung perasaan para tokoh, kisah ini dibuat hanya berdasarkan perspektive penulis dan tidak seluruhnya benar terjadi.

Tulisan ini dibuat dengan open-source, apabila pembaca ingin merubah, menambah atau mengurangi silahkan buka di :
http://manecis.blogspot.com/2009/10/andy-teman-sekamar.html

Tulisan ini masih bersambung, apabila dalam komenter banyak yang pembaca yang menghendakinya, maka penulis akan segera menerbitkannya.

Wassalam,
penulis.






3 komentar:

syaqila 6 Oktober 2009 pukul 07.01  

Cerita mengalir lumayan. Hanya penokohan Andy yang diawal cerita cukup terjaga, menjadi "kabur" karena terlalu banyak tokoh "background" yang di munculkan. Anyway...ini tulisan paling bagus dari beberapa tulisan terdahulu.

nengndrie '88,  6 Oktober 2009 pukul 10.44  

true story ieu mah...halah..kumaha tah mun neng Yeni na maca ?..hahaha...moal jiga na mah, kamari sms an sareng anjeuna, rada gaptek cenah kana internet mah...Nunu oge..wah moal tiasa maca atuh nya ?...ke urang hubungi Nunu di Manokwari sina akrab sareng internet, meh tiasa maca blog seratan ieu...

jurig 99 16 Oktober 2009 pukul 01.09  

tos saelah caritana, teraskeun :) lucu...bener-bener lucu.

Posting Komentar

POSTING TERBARU

KOMENTAR TERBARU

  © Free Blogger Templates Blogger Theme by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP